Puisi Dalam Diam
Dalam Diam
di ujung senja, aku titip rindu
pada langit yang merah jambu
seperti pipiku saat kau sebut namaku
"Kila" kataku pelan, penuh haru
langkahmu jauh, tapi bayangmu dekat
dalam tiap hembusan napas yang tersesat
kau adalah doa dalam jeda
yang kusebut dalam sepi, tanpa jeda
tak ada bunga, hanya kata
tapi kata-kata ini tumbuh karena cinta
dan di tiap hurufnya, aku titip rasa
yang tak pernah usang dimakan masa khaifata
Makna Puisi
Puisi ini bicara tentang cinta yang dipendam. Bukan karena takut, tapi karena tahu tidak semua rasa bisa diberi ruang untuk tumbuh bersama.
Ada rindu yang tidak pernah pulang. Ia hanya diam di langit, di warna senja yang lembut, tapi dalam diamnya ia bicara. Tentang seseorang yang sangat dirindukan. Yang namanya mampu mengguncang hati hanya karena pernah disebut.
Nama itu jadi titik temu antara masa lalu dan rasa yang tidak selesai.
Langkahnya mungkin pergi. Tapi bayangnya tinggal. Bahkan lebih nyata daripada apa pun. Ia ada di napas, di mimpi, di sepi yang nggak pernah benar-benar kosong.
Puisi ini juga bicara tentang doa. Bukan doa yang keras dan memaksa. Tapi doa yang ditiupkan pelan-pelan setiap malam. Yang diselipkan di antara kalimat pasrah dan harapan yang enggan padam.
Dan ketika tidak ada bunga atau wujud nyata, cinta tetap tumbuh lewat kata. Lewat huruf yang menyimpan rasa. Rasa yang nggak akan pudar meski waktu terus jalan. Karena cinta begini nggak butuh panggung. Ia hanya butuh ruang kecil di dalam hati.
Penjelasan
Puisi ini dibuat dengan gaya bebas, artinya tidak terikat oleh jumlah baris tertentu atau pola rima yang kaku. Tapi tetap menjaga ritme supaya nyaman dibaca.
Teknik yang dipakai lebih ke pendekatan imajinatif dan simbolis. Contohnya seperti senja dan langit merah jambu itu yang di gunakan sebagai simbol perasaan rindu yang lembut tapi dalam. Ini termasuk gaya bahasa metafora yaitu menyamakan dua hal berbeda secara kiasan untuk memberi makna yang lebih kuat.
Ada juga pengulangan kata seperti “dalam jeda, tanpa jeda” yang termasuk gaya repetisi. Tujuannya supaya makna terasa lebih dalam dan berkesan.
Jenis puisinya bisa disebut puisi lirik karena menggambarkan perasaan pribadi secara emosional dan mendalam. Bukan puisi naratif yang bercerita tetapi lebih fokus pada perasaan dan suasana hati penulisnya.
Dalam membuat puisi seperti ini biasanya mulai dari satu kata atau satu rasa. Lalu membiarkannya berkembang jadi kalimat pendek dan biasanya juga memperhatikan alur perasaan. Dari awal sampai akhir puisi tetap mengalir dan tidak lompat-lompat.
Penulisan puisi seperti ini juga melibatkan pemilihan diksi atau kata yang tepat. Pemilihan kata yang sederhana tapi punya makna dalam. Karena puisi yang baik bukan yang rumit melainkan yang terasa.
Dan terakhir, semua ditulis dengan hati yupppp karena puisi yang paling jujur selalu lahir dari perasaan yang belum selesai:)
Penutup
Kalau kamu pernah ngerasa cinta sama seseorang, tapi tidak bisa miliki dia, mungkin kamu paham rasanya Cinta kayak gini tidaksalah. Dia cuma tidak punya arah yang sama. Tapi tetap ada. Tetap tumbuh. Dan selama masih ada senja, langit merah jambu, dan satu nama yang kamu sebut dalam hati, kamu tidak sendiri.