![]() |
| Puisi Tersudut Rindu |
Penggunaan citraan seperti sinar bulan, alunan nada, dan deru ombak menciptakan atmosfer yang dalam dan emosional. Rindu dalam puisi ini tidak sekadar kerinduan biasa, tetapi telah menjadi luka yang membakar dan mengiris kalbu.
Puisi: Tersudut Rindu
Tersudut Rindu
Sinaran bulan di malam sunyi
Hiasa kala tersudut rindu
Alunan nada nan mencinta
Terbakar api membara
Dalam mata menyayu
Bayanganmu selalu merayu
Dalam hati nan menyendu
Suaramu sedihkan Kalbu
Kala lidah mengelu
Tersisa jiwa merana
Deru ombak nan menggema
Kisahkan cinta terpisah senja
Makna Puisi Tersudut Rindu
Puisi ini menyentuh perasaan cinta yang tak tersampaikan, menggambarkan bagaimana kenangan dan bayangan seseorang bisa begitu hidup dan menyiksa di tengah keheningan malam. Rasa cinta yang dalam tetap membekas meski pertemuan tak lagi mungkin.
Citraan alam seperti "deru ombak" dan "sinar bulan" tidak hanya memperindah puisi, tetapi juga menjadi simbol dari gelombang perasaan dan penerang hati yang sedang tersesat oleh rindu.
Penutup
“Tersudut Rindu” bukan hanya curahan hati seorang pencinta, tapi juga cermin dari banyak jiwa yang pernah merasakan kehilangan dan kerinduan mendalam. Puisi ini menyadarkan kita bahwa dalam rindu, ada kesedihan, kenangan, dan cinta yang terus hidup diam-diam.
Bagi siapa saja yang pernah menunggu dalam diam atau mencintai dalam senyap, puisi ini akan terasa begitu dekat—seolah mewakili isi hati yang tak mampu diucapkan dengan kata-kata biasa.
Credit
Judul puisi: Tersudut Rindu
Tema puisi: Cinta dan Kerinduan
Penulis asli: Moch Husen Hadi Legana
Jenis puisi: Puisi cinta melankolis
Puisi ini menggambarkan perasaan rindu yang menyakitkan, dibalut dengan suasana malam yang sunyi dan penuh kenangan.
